Entah sebuah kebiasaan baru atau sudah lama ada, beberapa orang cenderung membahas urusan investasi sebelum memulai pekerjaan. Misalnya, membahas harga saham, properti sampai berapa harga emas hari ini.
Gak ada yang salah soal itu, tapi jangan lupa bahwa masih banyak orang yang ragu untuk berinvestasi karena takut kehilangan uang. Kekhawatiran tersebut tampaknya wajar, sebab berinvestasi sebaiknya datang dari diri sendiri, bukan iming-iming ingin cepat kaya atau sekedar ikut-ikutan hype.
Ingat, investasi idealnya tak hanya melihat apakah kita akan mendapatkan cuan atau tidak. Pada prosesnya, investasi adalah pengorbanan seluruh sumber daya yang kamu miliki, bukan sekedar uang, tapi tenaga, pikiran dan harapan keuanganmu.
Maka dari itu, penting banget buat kamu tahu seluk beluk investasi sebelum kamu mengambil keputusan.
Jika investasi yang ditawarkan ke kamu melibatkan kata-kata seperti “Udah, titipin aja duitnya ke gue, nanti lo tau beres dan untung aja,” maka kamu harus super hati-hati karena investasi tidak bekerja seperti itu.
Kamu harus selalu ingat, ada dua hal yang pasti mengikuti semua produk investasi, yaitu risiko dan imbalan, atau sering dikenal dengan risk and return.
Produk investasi yang menawarkan return yang tinggi, akan secara alami memiliki risiko yang lebih tinggi juga. Dan sebaliknya, produk investasi yang memiliki risiko rendah, akan menghasilkan return yang relatif lebih rendah juga.
Kenapa sih penting banget buat kamu memahami konsep risk and return? Karena sebagaimana perencanaan keuangan lainnya, investasi bersifat sangat personal. Kamu dan teman sekantor akan memiliki selera masing-masing sesuai dengan tujuan keuangan dan selera risiko kalian, sehingga dalam melakukannya pun tidak bisa pukul rata.
Nah setelah kamu memahami konsep investasi dan risk and return, yuk kenalan sama beberapa produk investasi.
Secara garis besar, berinvestasi bisa dilakukan pada dua jenis items; berinvestasi pada benda fisik dan pada surat berharga. Yes, that’s it.
Berinvestasi pada benda atau kepemilikan fisik contohnya adalah membeli tanah dan bangunan untuk keperluan disewakan atau dijual kembali, membeli emas untuk melindungi nilai uang, atau bahkan membeli barang antik karena harganya akan naik di masa depan. Ciri dari investasi jenis ini adalah, secara fisik bendanya kamu miliki dan bisa kamu kelola dan kontrol secara penuh dan langsung.
Jenis investasi yang kedua adalah investasi pada surat berharga, yang merupakan tanda kepemilikan aset yang memiliki nilai uang tertentu. Surat-surat berharga ini juga termasuk yang diperdagangkan di pasar keuangan, atau yang biasa kita sebut dengan istilah efek.
Investasi pada surat berharga bisa terbagi menjadi 3 tipe:
- Investasi pada modal atau ekuitas
Investasi pada modal atau ekuitas sebuah bisnis ini yang populer disebut dengan investasi saham. Seperti kamu tau, saham adalah bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan kamu memiliki saham, maka artinya kamu adalah pemilik sebuah bisnis. Keren kan?
Nah, perusahaan seperti apa sih yang mau kamu miliki? Tentunya perusahaan yang kinerjanya baik dan memiliki potensi untuk tumbuh menjadi lebih besar lagi.
Lalu apa imbalan yang kita dapat kalau kita berinvestasi di saham? Ada dua:- Dividen
Jika perusahaan yang kamu miliki sahamnya mencetak laba, maka kamu bisa mendapat bagian dari keuntungan perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham secara tunai atau biasa disebut dividen. Dividen ini ada yang dibagikan sekali setahun, ada juga yang dua kali dalam setahun. Tapi ingat, tidak semua perusahaan yang mencetak laba akan membagikan dividen, karena keputusan ini bergantung kepada strategi bisnis perusahaan. - Keuntungan modal atau capital gain
Biasanya semakin baik kinerja sebuah perusahaan, maka harga sahamnya di pasar pun akan ikut naik. Hal ini disebabkan minat investor atas saham itu menjadi tinggi yang membuat permintaannya menjadi naik. Ketika kamu membeli saham di harga Rp1.000 per lembar dan setahun kemudian harga sahamnya menjadi Rp1.200 per lembar, maka selisih Rp200 itu yang kita sebut sebagai keuntungan modal atau capital gain.
- Dividen
Karena membeli saham tidak berbeda dengan membeli sebuah bisnis, maka risiko-risiko bisnis pun akan selalu mengikuti. Ketika bisnis sedang buruk karena perlambatan ekonomi misalnya, maka bisa jadi harga saham pun menjadi turun. Selain itu, karena saham diperdagangkan di pasar, maka harga saham juga terpapar oleh risiko pasar, yang dipengaruhi oleh perilaku para investor di pasar modal.
- Investasi pada surat utang
Perbedaan mendasar investasi pada surat utang dengan saham adalah, alih-alih kita memiliki sebuah bisnis, kita memberikan pinjaman kepada pihak lain dengan bunga (interest) sebagai imbalan. Siapa yang bisa kita pinjami? Macam-macam, mulai dari debitur melalui bank, pemilik bisnis atau perusahaan bahkan negara pun bisa kita pinjami loh.
Produk-produk surat utang ini beragam mulai dari deposito berjangka, obligasi perusahaan, sampai dengan surat utang negara. Surat utang diminati karena memberikan imbal hasil bulanan berupa bunga, yang nilainya relatif stabil selama periode tertentu. Besaran bunga ini ditentukan dan disepakati di awal sebelum masa peminjaman.
Seperti halnya investasi lainnya, ada risiko yang menempel pada surat utang, dalam hal ini adalah risiko kredit. Risiko kredit bisa berupa penundaan pembayaran bunga atau kegagalan dalam pembayaran.
- Investasi pada portofolio efek
Ada idiom “Don’t put all your eggs in one basket”, yang dalam dunia investasi diterjemahkan menjadi jangan taruh semua uang kamu di dalam satu investasi saja, karena jika investasimu gagal, maka kamu akan kehilangan semua uangmu
Karena ada risiko-risiko yang menempel pada masing-masing instrumen investasi, maka ada usaha untuk bisa mengelola risiko (risk prevention) tersebut supaya potensi kerugian investasi bisa diminimalisir. Caranya adalah dengan menggabungkan beberapa produk investasi seperti saham dan surat utang ke dalam satu portofolio yang terdiversifikasi sehingga bisa menurunkan risiko secara keseluruhan, meskipun tidak ada jaminan risikonya akan hilang sama sekali.
Produk ini biasa disebut dengan reksa dana, yang biasanya dikelola oleh manajer-manajer keuangan, dan bisa kamu dapatkan di lembaga-lembaga keuangan di sekitar kamu atau lewat Tokopedia Reksa Dana dan Tokopedia Emas.
Sekarang kamu sudah paham? Jadi, jangan nunggu kaya dulu untuk mulai investasi. Lewat GoPay, kamu bisa investasi mulai dari 10 ribu rupiah.
Hasil riset dari LD FEB UI mengungkapkan kalau GoPay berkontribusi sebagai alat untuk investasi digital seperti reksa dana dan emas. Yang menarik, riset ini menjelaskan kalau penggunaan GoPay sebagai alat transaksi untuk investasi juga digunakan oleh berbagai macam latar pendidikan dan golongan pendapatan.
Alhasil, GoPay menjadi eksposur pertama bagi masyarakat terhadap produk keuangan. Pada akhirnya, banyak masyarakat yang memulai untuk investasi karena kemudahan layanan yang diberikan oleh GoPay.
Nah, jadi investasi bisa diakses oleh siapapun, sekarang semuanya tergantung dengan kamu.
Terlebih dengan padatnya jadwal untuk meeting online, kadang menjadi halangan kamu untuk berinvestasi secara rutin. Lewat GoPay kamu bebas menjadwalkan investasi kapan saja secara otomatis sesuai tujuan finansial yang ingin dicapai.
Mulai dari investasi reksa dana, saham, pasar uang sampai tabungan emas bisa dilakukan pakai GoPay. Yang pada akhirnya, investasi kamu jadi semakin praktis.Di atas semua pilihan investasi di atas, investasi yang harus lebih dulu dimiliki adalah investasi pada waktu dan tenaga untuk mencari tahu sebanyak-banyaknya sebelum nyemplung. Warren Buffet saja pernah bilang “An investment in knowledge pays the best interest”. Maka dari itu, yuk, cari tahu, pelajari dan praktekkan supaya kamu semakin pintar.