“Eh saham ini lagi naik banget nih? Gak mau ikutan beli?”
Jika ada temanmu yang bilang dan merekomendasikan sebuah emiten atau saham hanya lewat perkiraan tertentu tanpa perhitungan matang, sebaiknya kamu tidak mengikutinya. Sebab, membeli sebuah saham sama dengan mengajarkan kita untuk mencari tahu deskripsi barang saat membeli di Tokopedia. Kamu pasti mencari sesuatu yang dibutuhkan dan membacanya untuk memastikan barang tersebut sesuai ekspektasi atau tidak.
Sama halnya dengan saham, instrumen investasi yang dikenal agresif dan penuh risiko. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa saham menjadi salah satu instrumen investasi yang paling menjanjikan jika kita mengerti seluk-beluknya. Seperti sudah diketahui sebelumnya, jika berinvestasi saham, kamu berkesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham atau capital gain. Selain itu, potensi untuk mendapatkan dividen atau sejumlah uang yang berasal dari keuntungan perusahaan yang kamu beli juga terbuka.
Alangkah baiknya jika kamu ingin mulai membeli saham, sematkan tiga pertanyaan berikut ketika ingin memutuskan:
- Mengapa saham ini layak dibeli?
- Bagaimana peta persaingan dengan perusahaan lain di industri serupa?
- Apa rencana bisnis perusahaan dalam jangka pendek dan panjang?
Pertanyaan di atas bisa mewakili kamu untuk mulai menganalisa perusahaan yang paling menarik menurutmu. Ada banyak sekali metode dan analisa yang bisa dipakai oleh seorang investor untuk menentukan apakah saham sebuah perusahaan layak dibeli dan kapan waktu yang tepat untuk membelinya?
Namun, sebagai investor pemula, beberapa financial consultant tidak menyarankan seseorang sebagai trader tapi lebih bertindak sebagai investor. Sederhananya, trader adalah seseorang yang berperan seperti pedagang, sedangkan investor memiliki perumpamaan sebagai seorang kolektor. Ingat, investasi yang kamu lakukan adalah untuk memaksimalkan aset.
Untuk itu, kamu bisa memulainya dengan belajar soal Analisis Fundamental (FA), yang merupakan teknik analisis saham yang berfokus pada sejumlah faktor seperti, kinerja perusahaan, persaingan usaha, industri, serta keadaan ekonomi makro dan mikro.
Analisis Fundamental dapat membantu kamu memilih saham berdasarkan kinerja keuangan perusahaannya. Apakah perusahaan tersebut punya potensi untuk tumbuh atau tidak?
Nah, FA ini ada dua pendekatan yang umum dilakukan. Pertama adalah pendekatan top down yaitu, metode yang erat kaitannya dengan melihat kondisi ekonomi makro terlebih dahulu, kemudian melihat kinerja perusahaan melalui laporan keuangan dan rencana bisnis. Bursa saham adalah refleksi dari keadaan sebuah negara.
Jika sebuah negara sedang bertumbuh maka hampir pasti bahwa perekonomian akan ikut berkembang. Alhasil, perusahaan di dalam juga ikut semakin besar. Biasanya, analisis top down akan dimulai dari kondisi makro sebuah negara. Melihat tren pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, angka investasi, jumlah pengangguran hingga stabilitas politik. Singkatnya, Jika ekonomi menguat, prospek sebuah perusahaan pasti bersinar, demikian pula harga sahamnya.
Kedua, analisis bottom up yang dimulai dari menganalisis industri atau perusahaan tertentu. Kondisi industri juga mempengaruhi naik turunnya harga saham sebuah perusahaan. Industri yang terus bertumbuh secara otomatis juga akan mengerek perusahaan yang ada di dalamnya. Hal ini wajib diketahui untuk melihat prospek di masa depan. Terakhir, kamu akan melihat kondisi perusahaan melalui laporan keuangan.
Lewat hal ini, kamu akan menemukan jawaban apakah perusahaan tersebut solid dan memiliki masa depan cerah atau tidak? Bagaimana kondisi utang dan kemampuan membayarnya? Sampai siapa saja orang yang berada di balik kemudi perusahaan? Apakah orang yang jujur dan beretika? Warren Buffet pernah bilang kalau “Membeli saham adalah membeli sebuah bisnis, artinya kita harus menganalisis bisnisnya, bukan sekadar pergerakan harga sahamnya.”
Ketiga metode nilai intrinsik. Tak ubahnya seperti dunia musik, akan selalu ada kelompok atau orang-orang yang memiliki gaya atau ciri khas tersendiri. Nah, nilai intrinsik bisa diumpamakan sebagai aliran indie dalam analisis saham. Analisis ini sebenarnya sudah menentukan saham (perusahaan) apa yang diincar dan akan dibandingkan dengan harga saham di pasar.
Bagaimana caranya? Umumnya, kamu akan menghtiung nilai wajar dari arus kas perusahaan. Mulai dari apakah pertama kali berdiri hingga saat ini. Misalnya, apakah laba perusahaan tersebut terus tumbuh dan tidak pernah merugi? Bagaimana pertumbuhan dividennya? Sampai persoalan berapa banyak utang yang dimiliki dan cara mereka melunasinya?
Nantinya, keputusan transaksi untuk membeli atau menjual saham didasarkan pada perbandingan nilai tersebut. Untuk menghitung nilai wajar kamu harus mengestimasi arus kas yang akan dihasilkan oleh perusahaan dari pertama kali berdiri, saat ini hingga seterusnya. Secara sederhana, rentang harga saham sebenarnya bisa ditentukan melalui analisis keuangan dengan data yang tersedia. Anda dapat memanfaatkan laporan keuangan sebagai gambaran kondisi sebuah perusahaan.
Membeli saham tak ubahnya membeli sebuah rumah. Kamu tentu ingin mendapatkan lokasi yang strategis, kondusif, dan punya nilai. Memastikan lingkungannya aman dan tentram, tidak ada tindak kejahatan. Apakah harganya masuk akal dan kualitas bangunannya kokoh? Semuanya bisa didapatkan jika sabar dan melakukan analisis serta pertimbangan khusus. Alangkah lebih baik jika sedikit berbeda daripada sedikit lebih baik.
Semua investasi pasti memiliki risiko dan batas wajar imbal hasilnya. Jangan pernah percaya pada buaian tentang keuntungan atau imbal hasil tinggi dalam waktu singkat. Investasi adalah sebuah budaya yang lahir dari pola pikir yang maju dan terbuka.