‘Wah si A udah decacorn aja, padahal kemarin baru unicorn.”
Kamu pasti akrab dengan istilah lain tersebut. Baik unicorn, decacorn, dan hectocorn merupakan sebuah pemberian gelar terhadap startup. Ketiga istilah itu adalah representasi dari hal-hal langka dan mustahil untuk dicapai.
Istilah ini populer sejak 2013, saat Aileen Lee, Investor Cowboy Ventures menulis artikel di Techcrunch dengan judul “Welcome to the Unicorn Club.” Sekarang, pertanyaanya bagaimana sebuah startup mencapai level tersebut?
Secara sederhana, setiap startup pasti memiliki nilai ekonomi pada sebuah bisnis atau dengan kata lain memiliki valuasi. Ada banyak cara untuk meningkatkan valuasi perusahaan, antara lain dengan pengembangan produk, ekspansi hingga akuisisi pasar. Nah, valuasi sendiri juga bisa dianggap sebagai nilai semu bahwa sebuah startup mampu menjadi pemain utama dalam pasar.
Contohnya, ketika sebuah perusahaan A memiliki valuasi 1 miliar pada tahun 2022. Ini berarti, jika ada investor yang berminat untuk membelinya, setidaknya dibutuhkan uang paling sedikit 1 miliar.
Nah, sekarang bagaimana menghitung valuasi sebuah startup? Ada banyak komponen untuk menghitung valuasi sebuah startup. Akan tetapi, yang paling umum digunakan ialah berapa banyak jumlah investor, kredibilitas produk dan pendiri. Di sisi lain, beberapa metrik keuangan juga dipakai untuk menghitung valuasi perusahaan. Misalnya, Gross Merchandise Value (GMV), pendapatan perusahaan, dan jumlah user/pengguna aktif.
Berikut beberapa metode valuasi startup:
- Metode Berkus
Metode Berkus merupakan salah satu perhitungan valuasi yang paling banyak digunakan. Metode ini juga mempertimbangkan sejumlah faktor kualitatif, antara lain: Ide, Protopie, Kualitas Manajemen, Networking, dan Risiko Pasar. Sayangnya, metode ini memiliki bias yang cukup tinggi, sehingga hanya bisa diaplikasikan kepada perusahaan startup yang masih baru merintis.
- Metode Cost-to-duplicate
Metode ini berusaha mengkalkulasi jika kamu ingin membuat startup serupa. Artinya, metode ini akan menitikberatkan pada sisi aset yang dimiliki dan waktu yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk kokoh berdiri. Nah, sisi lain dari metode ini ialah hanya memperhitungkan kemungkinan saat ini, tidak memperhitungkan kondisi di masa depan. Pada akhirnya, metode ini hanya digunakan untuk menghitung valuasi minimal startup.
- Metode Discounted cash flow
Discounted cash flow (DCF) merupakan metode yang menghitung valuasi perusahaan berdasarkan spekulasi arus kas dengan periode tertentu. Atas hal tersebut kamu jadi bisa menghitung potensi keuntungan dan kerugian yang di dapat oleh sebuah perusahaan.
Kamu juga bisa memperhitungkan depresiasi dari waktu ke waktu dalam aset perusahaan. Metode ini sebenarnya biasa digunakan oleh startup yang sudah stabil dan mampu menguasai pasar. Metode DCF juga sering digunakan pada perusahaan startup yang bersiap untuk IPO.
- Metode Scorecard valuation
Metode Scorecard ini sering disebut dengan metode Bill Payne karena menggunakan variabel penilaian sedikit dan cukup umum. Tiap variabelnya akan memiliki bobot tertentu untuk mengukur seberapa penting dan signifikan perannya dalam perkembangan startup. Misalnya ada 5 bobot variabel yang berhasil disusun, antara lain:
- Manajemen (30%)
- Pasar (25%)
- Kualitas Produk (25%)
- Marketing (10%)
- Ide (10%
Nantinya, hasil tersebut akan dibandingkan dengan rata-rata valuasi startup di masa awal.
- Metode Venture Capital
Terakhir, untuk memudahkan seorang angel investor atau perusahaan modal ventura (VC) berinvestasi di sebuah startup. Biasanya, para VC sudah memiliki panduan untuk diaplikasikan kepada sebuah perusahaan. Metode ini berfokus pada return on investment dari startup.
Sebagai contoh, angel investor dan VC biasa membuat panduan seperti berikut:
- Dalam pengembangan memiliki valuasi berkisar Rp3,5 miliar - Rp7 miliar.
- Tahap awal bisnis memiliki valuasi Rp8 miliar - Rp14 miliar
- Memiliki tim yang berpengalaman valuasi berkisar Rp15 miliar - Rp30 miliar
- Sudah memiliki prototipe produk berkisar Rp30 miliar - 60 miliar
- Mulai rilis dan menjalin kerjasama dengan pengguna memiliki valuasi berkisar lebih dari Rp60 miliar
Ini adalah beberapa metode umum yang biasa dipakai untuk menghitung valuasi sebuah startup. Perhitungan valuasi sendiri tentunya punya variabel yang lebih kompleks dan rumit.