Jika Kapten Tsubasa mengenalkan kita kepada istilah “Bola adalah teman”, maka investor saham kenamaan yang juga CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett, mengenalkan kita pada istilah “waktu adalah teman”.
Atau lebih lengkapnya beliau mengatakan “time is your friend, impulse is your enemy. Take advantage of compound interest and don’t be captivated by the siren song of the market.”
Ada tiga bagian dari pernyataan tersebut yang bisa kita gunakan sebagai acuan setiap saat, yaitu:
1. Waktu adalah teman, dan bersikap impulsif seringkali menjadi tolok ukur pilihan yang irasional. Sejarah membuktikan bahwa berinvestasi saham akan memberikan return yang maksimal dalam jangka panjang.
Sebagai contoh, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 20 tahun terakhir dari tahun 2001 - 2021 memiliki return sebesar 1.570,3%. Artinya jika kita menginvestasikan uang kita pada indeks sebesar Rp100 juta di tahun 2001, maka jumlah uang kita di tahun 2021 adalah sebesar Rp1,6 miliar.
2. Bersikap impulsif adalah musuh para investor. Meskipun dalam 20 tahun jika ditarik garis lurus, IHSG memiliki grafik yang terus menanjak ke atas, namun dalam jangka pendek tidak selamanya grafik tersebut menunjukkan kenaikan.
Sebagai contoh, di tahun 2019 - 2020, performa IHSG malah anjlok sebesar negatif 5%. Namun seorang investor yang baik harus bisa melihat situasi dan menganalisa apakah penurunan ini diakibatkan oleh penurunan kinerja emiten yang ada di portfolionya, atau karena sikap impulsif investor terhadap pergerakan harga saham.
3. Ambil keuntungan dari compound interest, atau yang lebih kita kenal dengan istilah bunga majemuk atau bunga berbunga.
Apa itu konsep compound interest dan mengapa hal ini menjadi keuntungan yang bisa kita dapatkan dalam berinvestasi jangka panjang?
Misalnya kamu menginvestasikan uang sebesar Rp100 juta di saham ABCD, dan di tahun pertama return dari saham tersebut adalah sebesar 10%, maka di akhir tahun pertama, nilai investasi kamu akan bertambah sebesar Rp10 juta dan menjadi Rp110 juta.
Karena kamu belum membutuhkan uang tersebut, maka kamu memutuskan untuk terus menginvestasikan uang dan profit tahun pertama sampai akhir tahun kedua. Ternyata di tahun kedua, return dari saham tersebut adalah sebesar 10% juga. Maka alih alih mendapatkan return sebesar Rp10 juta, return kamu di tahun ke-2 adalah sebesar Rp11 juta, karena kamu memutuskan untuk menginvestasikan return di tahun pertama, Jadi total investasimu di akhir tahun ke-2 adalah sebesar Rp121 juta.
Secara matematika, jika return tahunan portfoliomu stabil di 10% per tahun, maka total return selama sepuluh tahun adalah sebesar mendekati Rp160 juta dan nilai investasimu adalah sedikit di bawah Rp 250 juta.
Tentu saja ilustrasi di atas hanyalah sebagai contoh saja. sebagaimana disebutkan dalam poin nomor 2, return dari saham bersifat fluktuatif, meskipun secara jangka panjang akan memberikan return yang optimal.
Konsep compound interest ini memberikan potensi pada return yang kamu investasikan kembali untuk menjadi alat untuk menghasilkan uang di masa depan tanpa harus kamu menambah nilai investasi atau top up lagi.
Jadi ada tiga hal yang bisa kamu lakukan untuk memaksimalkan kondisi ini:
- Investasi pokok di awal harus tetap diinvestasikan;
- Investasikan kembali return di portfolio yang sama;
- Menunggu, semakin panjang waktu tunggu, semakin besar kemungkinan kamu bisa mengakselerasi pendapatan potensial dari investasi kamu.
Dari pemaparan di atas, jika kamu memiliki tujuan-tujuan jangka panjang yang rentang waktunya 5-10 tahun atau bahkan lebih dari 10 tahun, tipe investasi ini cocok untuk membantu kamu mencapai tujuan tersebut.
Memulai lebih awal tentu bisa menjadi permulaan yang baik, karena lagi-lagi kamu memanfaatkan teman terbaik yang bisa kamu miliki dalam berinvestasi, waktu.