Banyak dari wirausaha pemula yang sudah melakukan riset dan punya ide bisnis, tapi bingung bagaimana mendapatkan modal untuk memulainya. Mungkin kamu adalah salah satunya.
Memang seringnya ide saja gak cukup, semesta ingin melihat kamu berusaha lebih keras dan pintar, termasuk dalam hal mencari modal.
Meski ada juga beberapa bisnis yang bisa dilakukan tanpa mengeluarkan dana seperti dropshipper, dalam beberapa skenario usaha kamu juga tetap butuh modal untuk membesarkan usaha dan mendapatkan lebih banyak konsumen.
Modal awal biasanya dipakai untuk membeli peralatan usaha, persediaan barang dagangan dan mulai menjelajah sosial media dengan beriklan atau ads.
Nah, biar ide bisnis dan semangat kamu gak kandas begitu saja karena kamu belum yakin dari mana bisa mendapatkan modal, simak dari mana saja modal bisa kamu dapatkan berikut ini:
1. Tabungan
Dari semua sumber modal yang ada, uang tabungan sendiri adalah yang risikonya paling kecil karena tidak ada risiko bunga atau mengembalikan pokok modal.
Namun perlu ditekankan bahwa tabungan yang digunakan adalah uang dingin, yaitu uang yang tidak digunakan untuk kebutuhan apa pun. Artinya, kamu bisa menggunakan uang tersebut tanpa mengganggu pengeluaran rutin kamu jika uang itu hilang.
Tanpa bermaksud untuk pesimis, kamu memang perlu mengukur risiko kehilangan modal andai bisnismu tidak berjalan dengan baik. Ingat, semua pilihan pasti ada risikonya.
Oleh sebab itu, alangkah lebih baiknya jika kamu menggunakannya dengan bijak. Jangan gunakan semuanya sekaligus. Kembangkan modal seiring berkembangnya usaha kamu.
2. Orang Terdekat
Jika kamu memang terkendala dengan modal dan tak memiliki uang dingin, kamu bisa mencoba yang satu ini. Hanya saja ide yang kamu bawa harus benar-benar matang. Unik atau anti-mainstream saja tidak cukup.
Orang terdekat bisa diajak sebagai mitra yang memiliki keahlian atau modal yang bisa menjadi pelengkap dalam kegiatan usaha.
Misal, kamu memiliki kenalan yang memiliki uang dingin yang ingin diinvestasikan, namun tidak memiliki keahlian dan waktu. Kamu sebagai yang memiliki keahlian dan waktu, bisa melihat peluang ini untuk merencanakan dan mengelola usahamu dengan bantuan modal partnermu.
Kunci dari partnership sebuah usaha adalah itikad baik, menghargai kesepakatan dan saling percaya. Ketiga hal tersebut harus kamu pastikan terjalin dengan baik agar usahamu berjalan lancar.
3. Bantuan Pemerintah
Pemerintah kita sadar bahwa UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah selalu berusaha mencari cara untuk bisa membantu para pelaku UMKM lewat pemberian modal.
Salah duanya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Kementerian atau BUMN dan program kredit usaha rakyat (KUR) yang memiliki bunga kecil dengan jangka waktu yang panjang.
Secara sederhana CSR adalah komitmen berkelanjutan sebuah perusahaan untuk berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup orang banyak.
Jika pada program kredit usaha rakyat para pelaku usaha biasanya hanya memperoleh bantuan modal. Lewat CSR, pelaku usaha bisa mendapatkan sejumlah skema. Misalnya, sistem kemitraan, pelatihan, sertifikasi, mentoring usaha sampai membentuk ekosistem kewirausahaan bagi usaha mikro.
4. Kredit Bank atau Non-Bank
Ini adalah cara paling umum yang dilakukan oleh sebagian orang untuk mendapatkan modal. Bank sendiri memberikan keleluasaan kepada kamu untuk menentukan besaran pinjaman dan jangka waktu melunasinya serta pilihan bunga.
Jika kamu meminjam kepada lembaga keuangan non-bank biasanya kamu akan mendapatkan besaran pinjaman yang lebih rendah dan bunga yang lebih kecil.
Namun, ada yang perlu dicatat sebelum kamu meminjam. Bagi kamu yang baru memulai usaha, sangat disarankan untuk tidak terburu-buru mengajukan pinjaman atau sembarang berutang. Alasannya karena kamu masih merintis dan belum stabil.
Kamu harus paham betul program pinjaman yang akan kamu ambil. Memahami proses dan persyaratan saat mengajukan pinjaman. Serta menghitung dengan teliti besaran bunga yang akan dibebankan ke kamu.
Jika memang belum yakin untuk melakukan pinjaman. Kamu bisa memulainya dengan membuat laporan keuangan bulanan terlebih dahulu. Lewat hal tersebut, kamu jadi tahu berapa dana yang sebenarnya kamu butuhkan, kapan harus meminjam dan cicilan yang paling cocok.
Ingat ya, segala yang dipaksakan itu gak baik.
5. Fintech dan Crowdfunding
Saat ini, ada banyak lembaga keuangan berbasis teknologi yang punya misi baik untuk membantu usaha skala kecil hingga menengah. Kamu bisa mempertimbangkan opsi peer to peer lending (P2P) sebagai salah satu pilihan.
Secara sederhana P2P mempunyai sifat menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam secara online tanpa harus melalui bank atau lembaga keuangan lain seperti koperasi.
Kemudian yang sedang tren saat ini adalah crowdfunding. Ini adalah bentuk penggalangan dana oleh sejumlah orang untuk membiayai suatu proyek atau usaha. Ini bisa menjadi bahan pertimbangan sebab kamu tidak terbebani kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman.
Namun, kamu harus teliti dalam memilih platform. Pastikan bahwa mereka telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Paling penting, kamu mengerti dan paham tentang biaya pinjaman yang akan ditanggung, besaran bunga yang akan dibayarkan serta mekanisme transaksi dari awal hingga pembayaran kembali dan ketentuan lainnya.
Jangan sampai kemudahan meminjam juga memudahkan usahamu untuk gulung tikar. Ingat, tetap bijak dan berpikir rasional sesuai kebutuhan.
Jika kamu memutuskan untuk memperoleh modal melalui pinjaman, maka kamu harus sadar bahwa pinjaman itu wajib untuk dikembalikan atau dibayar. Tidak ada solusi instan untuk utang, jadi harus dipikirkan matang-matang.
Setelah mendapatkan modal, kamu juga perlu tahu bahwa ada modal investasi dan modal kerja. Kamu harus menghitung baik-baik berapa persen porsi untuk keduanya. Modal investasi sendiri adalah modal awal saat kamu memulai usaha dan memiliki sifat jangka panjang. Misalnya, membeli alat-alat penunjang dan sewa lahan atau ruko. Biasanya modal investasi ini akan relatif lebih besar di awal.
Berbeda dengan modal investasi, modal kerja sendiri adalah pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai kegiatan usaha secara berkala. Contoh paling mudahnya adalah membeli bahan dasar dan gaji karyawan. Modal kerja ini akan bergantung pada seberapa cepat dan besar penjualan kamu.
Last but not least, sebaiknya kamu menghitung ulang dan perhatikan kembali kebutuhan modal untuk usahamu dan mempertimbangan dengan cermat bagaimana kamu memperoleh modal tersebut.
Dengan segala kemudahan untuk mengakses informasi dan berbagai sumber modal usaha yang tersedia saat ini, berwirausaha menjadi lebih mudah dari sebelumnya.
Ingat kata Om Bob Sadino, “Setinggi apapun pangkatmu di kantor kamu tetap karyawan, dan sekecil apa pun usahamu kamu tetap adalah bosnya. So, makin pede kan buat memulai usahamu sekarang?